Home » Tiar Laverta Mahasiswi Inovatif Kreator JemariIbu

Tiar Laverta Mahasiswi Inovatif Kreator JemariIbu

by admin
Tiar Laverta

SuaraKampus – Mahasiswi Program Studi Teknologi Pangan Fakultas Teknik Universitas Pasundan angkatan 2018, Tiar Laverta berhasil lolos seleksi program Kampus Merdeka Technopreneurship Track School of Business (KMTT SBM) Institut Teknologi Bandung 2021. Ia lolos pada program tersebut bersama 121 mahasiswa lainnya dari berbagai Perguruan Tinggi.

KMTT yang digagas oleh SBM ITB ini merupakan salah satu program dari kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek). Program ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa di seluruh Indonesia untuk mengasah kemampuan dalam membangun serta menjalankan bisnis dengan berbasis teknologi.

Tiar mengatakan, terpilihnya ia pada program tersebut menjadi kesempatan emas untuk bisa mengembangkan usaha rintisan (startup) miliknya yang bergerak di bidang produksi makanan. Usaha yang ia bangun sejak awal 2020 ini menjual makanan berjenis pasta yaitu lasagna dan kue klappertart yang rendah kalori.

Startup berbasis industri rumahan (home industry) ini ia beri nama Jemariibu (@ji.jemariibu) mengusung slogan “Light Flavour” berkolaborasi dengan sang Ibu, Lita Hermalita.

“Kebetulan Ibu juga suka masak, bikin kue. Saya juga kepikiran buat usaha bareng kolaborasi dengan Ibu, nama startup juga jadinya diambil dari situ,” katanya seprti dilansir laman Unpas Jumat (20/08/2021).

Program KMTT ini memiliki empat sub program yakni Business Initiation Track (Full, 20 SKS),Business Initiation Track (Partial, 9 SKS), Business Acceleration Track (Full, 20 SKS), dan Business Acceleration Track (Partial, 10 SKS).

Tiar juga mengungkapkan, dirinya mengikuti program Business Acceleration Track Partial. Hal tersebut juga didasarkan pada kebutuhan dan rekomendasi dari dosen wali.

“Ikut program Accelereation karena bisnisnya udah berjalan, tinggal pengembangannya. Setelah konsultasi dengan dosen wali dikasih saran untuk yang partial. Perbedaannya hanya di mata kuliah dan SKS. Untuk rentang waktu pelaksannya sama tetap empat bulan,” jelasnya.

Saat mengikuti seleksi administrasi ia menjelaskan, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi salah satunya mengirimkan proposal bisnis berbentuk picth deck (presentasi singkat mengenai profil usaha) beserta prototipenya.

Dalam perencanaan pemasaran, mahasiswi yang hobi memasak ini mencangkan target untuk bisa memaksimalkan penjualannya melalui berbagai macam platform media sosial (Instagram, Facebook dan Twitter), e-commerce, dan menjalin kerja sama dengan berbagai sektor usaha terutama Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

“Program ini lebih memotivasi kita untuk bisa menjalankan bisnis ke depannya, contohnya saya dari jurusan Teknologi Pangan nah ada ilmu-ilmu yang didapat salah satunya diversifikasi produk itu sebenarnya jadi teknologi juga, tinggal ke depannya ada pengembangan lanjutan. PR untuk saat ini bagaimana makanan rendah kalori ini bisa diintegrasikan dengan teknologi baik itu dari nutrion fact dan sebagainya ,” jelasnya.

Saat ini, bentuk penjualan produk makanannya berfokus pada media sosial dan pemesanan secara daring. Namun apabila bagi pelanggan tetap atau lokasi dekat rumah bisa memesan secara langsung. Ia juga menjelaskan, awal mula merintis usaha ini berjalan secara konvensional yakni memasarkannya langsung ke lapangan.

“Saat awal-awal coba jual ke kampus, ke kelas-kelas juga bawa 25 pieces langsung habis. Dari situ juga minta penilaian dari temen-temen gimana soal rasa maupun pengemasan dan itu juga jadi masukan buat pengembangan produk. Sekitar Maret mau buka stand juga rencannya, tapi urung jadi karena pandemi awal waktu itu,” katanya.

Tiar juga mengaku bisa menjual produknya hingga 100 pieces dalam sehari ketika sedang ramai dan mengirimkannya ke berbagai kota di luar Bandung, seperti Purwakarta, Garut dan Sumedang. Ia juga mematok harga produknya mulai dari harga Rp 10 ribu higga Rp 165 ribu dengan berbagai ukuran dari kecil, sedang, dan besar.

Mahasiswi kelahiran 2000 ini menjelaskan, tantangan usahanya saat ini yakni pemanfaatan media sosial dengan optimal untuk lebih mengenalkan produk makanan ke banyak orang.

“Saat ini tantangannya yaitu pemasaran secara optimal di media sosial, terus juga untuk bisa lebih meneganalkan jenis makanan ini ke banyak orang. Target selanjutnya memperluas target pasar terutama kepada anak muda dan remaja,” paparnya.

Dirinya juga berharap semoga dengan megikuti program ini dapat mengembangkan startupnya agar bisa lebih baik lagi. Tiar juga berpesan, kepada siapa pun yang baru memulai usaha terutama mahasiswa jangan takut memulai dan pantang menyerah.

“Semoga dengan program ini bisa membuka wawasan lebih luas tentang bisnis agar bisa lebih berkembang dan maju. Kepada teman-teman yang sedang atau baru memulai usaha jangan ragu untuk memulai dan pantang menyerah. Juga, jangan lupa untuk selalu belajar merintis usaha dari berbagai kegiatan dan menambah pengalaman,” harapnya.

Sebagian besar kegiatan KMTT ini akan dilaksanakan secara virtual (online) namun tidak menutup kemungkinan untuk dilakukan tatap muka (offline) selama satu semester dari Agustus hingga Desember 2021 dengan format perkuliahan dan praktik bisnis secara langsung.

Selama program ini para mahasiswa akan mendapatkan dana hibah, pelatihan dan mentoring bisnis, melaksanakan kegiatan perkuliahan sistem Modular ITB dengan porsi 40% perkuliahan di dalam kelas dan 60% perkuliahan di luar kelas. Selain itu, ada pula berbagai kegiatan Bootcamp, Demo Day, Pitching Day, Workshop dan Seminar.

Kegiatan inkubator bisnis akan didampingi oleh The Greater Hub sebuah organisasi yang mempromosikan inovasi, penciptaan usaha, dan pendampingan usaha-usaha kecil. 

Baca juga

Leave a Comment