Home » Anjani, Mahasiswi UNESA yang Menaklukkan Lapangan Petanque SEA Games 2025

Anjani, Mahasiswi UNESA yang Menaklukkan Lapangan Petanque SEA Games 2025

by admin
Dari lapangan petanque UNESA, sebuah mimpi besar Anjani kini tengah bersiap untuk terbang lebih tinggi lagi

SuaraKampus.ID – Di bawah terik matahari Thailand, suara dentuman bola besi yang beradu—atau yang akrab disebut bosi dalam olahraga petanque—menjadi simfoni perjuangan bagi Anjani Dwi Apriliah. Bagi mahasiswi Program Studi S-1 Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Universitas Negeri Surabaya (UNESA) ini, setiap lemparan bukan sekadar soal akurasi, melainkan pembuktian dari dedikasi panjang yang ia rintis sejak bangku sekolah.

Anjani baru saja menorehkan tinta emas—atau lebih tepatnya, kilau perunggu—bagi Indonesia di ajang SEA Games 2025. Turun di nomor women’s single, mahasiswi Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan (FIKK) UNESA ini berhasil membawa pulang medali perunggu setelah melewati drama di lapangan hijau.

Dari Tenis Meja ke Olahraga “Bola Besi”

Perjalanan Anjani menuju podium Asia Tenggara tidaklah instan. Sebelum mengenal petanque, gadis asal Kota Pasuruan ini adalah seorang petarung di meja pingpong sejak SD. Berlanjut ke bangku SMP, ia sempat menjajal atletik dan tolak peluru. Namun, rasa penasaran membawanya ke olahraga asal Prancis yang saat itu masih asing di telinganya.

“Saya tidak tahu petanque itu apa. Karena penasaran, saya mencoba ikut, tapi sebentar,” kenangnya mengenang masa pencarian jati diri olahraganya. Rasa penasaran itu berubah menjadi cinta yang serius, hingga ia sengaja mencari sekolah menengah yang memiliki ekstrakurikuler petanque demi mengasah kemampuannya.

Tiga Bulan yang Menentukan

Panggilan untuk membela negara datang dengan beban yang tidak ringan. Anjani hanya memiliki waktu tiga bulan untuk mempersiapkan diri melalui pemusatan latihan (TC) di Gresik sejak September lalu. Di sana, fisik, mental, dan tekniknya digembleng habis-habisan.

“Dalam waktu segitu, siap tidak siap saya harus siap karena ini membela negara. Apa pun hasilnya harus saya terima,” ujar mahasiswi berusia 22 tahun ini dengan nada tegas. Baginya, mengenakan seragam dengan lambang Garuda di dada adalah puncak dari segala lelahnya di lapangan latihan.

Drama di Lapangan Thailand

Ajang SEA Games 2025 menjadi panggung debut sekaligus ujian mental bagi Anjani. Menggunakan Swiss System yang menuntut konsentrasi tinggi selama 60 menit plus satu detik di setiap laga, ia harus berhadapan dengan atlet-atlet kawakan se-Asia Tenggara.

Langkah awalnya tidak mulus. Pada ronde pertama, ia harus mengakui keunggulan atlet Malaysia. Namun, mental juara Anjani tidak goyah. Di ronde kedua, ia bangkit dan menunjukkan taringnya dengan menundukkan atlet Filipina lewat skor telak 13-7. Kemenangan demi kemenangan membawanya terus melaju hingga akhirnya langkahnya terhenti di babak semifinal saat berhadapan dengan wakil tuan rumah, Thailand.

Meski harus puas dengan medali perunggu, raut bahagia tak bisa disembunyikan dari wajahnya. “Pastinya sangat bahagia dan bangga karena ini SEA Games pertama saya dan juga medali pertama saya di ajang SEA Games,” ungkapnya dengan mata berbinar.

Menatap Dunia dari Kampus Lidah Wetan

Bagi Anjani, medali perunggu ini hanyalah awal. Ia mengaku masih memendam ambisi untuk berdiri di podium tertinggi pada kesempatan berikutnya.

“Saya sangat bahagia dan bangga. Alhamdulillah target saya mendapat medali tercapai. Sebenarnya saya ingin juara satu, mungkin belum saatnya sekarang. Ke depan saya harus berusaha dan berlatih lebih baik lagi,” tuturnya penuh harap.

Kini, setelah bendera Merah Putih berhasil ia kibarkan di Thailand, Anjani kembali ke rutinitasnya sebagai mahasiswi UNESA. Namun, targetnya sudah bergeser ke level yang lebih tinggi. Ia membidik kejuaraan dunia (World Cup) dan medali emas pada SEA Games edisi mendatang.

Sang pelatih, Yogiswara, pun memberikan apresiasi tinggi atas konsistensi anak asuhnya tersebut. “Proses latihan sampai pertandingan cukup baik dan sudah sesuai target. Anjani berhasil mendapatkan medali perunggu. Harapan kami di SEA Games selanjutnya bisa mendapatkan emas, untuk Anjani dan untuk Indonesia,” pungkas sang pelatih.

Kisah Anjani adalah pengingat bagi seluruh sivitas akademika bahwa di balik gelar mahasiswa, ada potensi besar yang bisa mengguncang dunia. Dari lapangan petanque UNESA, sebuah mimpi besar kini tengah bersiap untuk terbang lebih tinggi lagi.

Baca juga

Leave a Comment